Lebam Membiru
Lebam Membiru
Ku ingat dengan sangat
Tempat ku bisa tertawa
Dalam pelukan yang hangat
Hadiah dari semesta
Tempat ku bisa tertawa
Dalam pelukan yang hangat
Hadiah dari semesta
Disini ku temukan cinta
Masa remaja yang kan membekas
Dengan orang idola
Yang sungguh berhati luas
Tempat ini jadi tambahan
Yang ku tulis dalam sejarahku
Tak sirna hingga berjuta kedipan
Meski dunia baru telah menunggu
Yang ku tulis dalam sejarahku
Tak sirna hingga berjuta kedipan
Meski dunia baru telah menunggu
Disana darah mudaku pernah bersemayam
Melambungkan harapan-harapan
Yang membuatku tak bisa bungkam
Pada tiap-tiap kejadian
Tertawa lepas tanpa ngilu
Jadi kebiasaan juga candu
Yang tak lekang oleh waktu
Walau jarak hendak memilu
Jadi kebiasaan juga candu
Yang tak lekang oleh waktu
Walau jarak hendak memilu
Masa itu rasanya
Duniaku ada disana
Bersama jejak-jejak bernada
Nan hampa jadi fiksi belaka
Kini hanya tinggal angan
Atas tersimpan rapinya sebuah kenangan
Yang selalu terpatri dalam ingatan
Jua tiada rasa penyesalan
Atas tersimpan rapinya sebuah kenangan
Yang selalu terpatri dalam ingatan
Jua tiada rasa penyesalan
Bersua diriku dengan perjalanan
Guna mengejar panjangnya harapan
Jadi pemudi masa depan
Menduniakan negri kelahiran
“Itukah yang membuatku terasa jauh?”
Pada seorang di dalam buku
Yang bersama saling rantau
Untuk jadi orang berilmu
Yang bersama saling rantau
Untuk jadi orang berilmu
Dulu kita sedekat nadi
Kini kita sejauh matahari
Aku juga tak mengerti
“Mengapa rindu mendadak punya bunyi?”
Saat itu diputar lagi
Oleh imajinasi yang tak bertepi
Oleh imajinasi yang tak bertepi
“Telingaku menjadi tuli
Nan nyeri menyelubung hati”
“Inikah suratan takdir?”
Dari tuhan yang sungguh mahir
Tanpa ketok juga sihir
Sisakan lemah daya pikir
Pada rindu yang sedang mengalir
Dalam aliran darah kian mendesir
Komentar
Posting Komentar